Selasa, 17 Desember 2013

Iwan Fals dan Soal PLTN (2) – Makna dan Maksud Lagu Proyek 13

.

Blog saya sudah pindah ke Blogger.

Iwan Fals dan Soal PLTN (2) – Makna dan Maksud Lagu Proyek 13

Proyek 13 adalah salah satu lagu milik Iwan Fals dari album Cikal yang dikeluarkan pada tahun 1991. Menurut keterangan dari Iwan Fals, judul Proyek 13 mengandung arti “proyek bawa sial” karena angka 13 (tiga belas) terkadang dianggap “unlucky” di Indonesia. Seperti yang ditunjukkan oleh frasa “bawa sial” tersebut, Iwan Fals menggambarkan kekhawatiran yang kuat terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dalam lagu Proyek 13.



Meskipun kurang paham tentang radiasi
Meskipun kurang paham tentang uranium
Meskipun kurang paham tentang plutonium
Ku tahu radioaktif panjang usia

Aku tak tahu sampahnya ada dimana
Aku tak tahu pula cara menyimpannya
Aku tak yakin tentang pengamanannya
Karena kebocoran pun ada disana

Sama sekali ku tak anti teknologi
Tapi aku lebih percaya pada hati
Aku tahu listrik penting buat industri
Tapi industri jangan ancam masa depan

Informasi tentang ini harus diberikan
Bahaya dunia maju harus disingkirkan
Rasa gengsi tak perlu diteruskan
Pembangunan PLTN harap hentikan

Aku lebih suka tenaga matahari
Aku lebih suka tenaga panas bumi
Aku lebih suka dengan tenaga angin
Aku lebih suka tenaga arus laut

(Proyek 13)

Proyek 13 bukanlah lagu yang mengkritik PLTN dari sudut pandang keahlian. Seperti yang dinyanyikan: “meskipun kurang paham tentang radiasi”, atau “aku tak tahu sampahnya ada di mana”, Iwan Fals sendiri mengakui bahwa ia kurang paham sebenarnya apa itu PLTN. Namun, dengan menggunakan lirik lagu yang mengingatkan tragedi Chernobyl pada tahun 1986, dia memperingatkan keselamatan PLTN yang sangat berisiko.

“Yang saya tahu hanyalah efek radiasi nuklir akan terus tersisa untuk waktu yang lama. PLTN sendiri mungkin hal yang baik bagi kehidupan manusia, tapi risikonya terlalu besar,” tutur Iwan dalam sebuah wawancara.

Dalam lagu Proyek 13, bukan berarti Iwan Fals menolak teknologi, bahkan dia mengakui pula bahwa listrik adalah kebutuhan industri. Namun, dengan mengisyaratkan adanya energi alternatif seperti tenaga matahari, tenaga panas bumi, tenaga arus laut, dan tenaga angin, dia mengimbau untuk menghindari risiko yang begitu besar terhadap keselamatan PLTN. Kekhawatirannya yang diceritakan dalam Proyek 13 ditujukan hanya ke satu hal, yaitu keselamatan PLTN.

Iwan Fals yang menentang keras PLTN yang dapat membahayakan manusia. Sudut pandangnya tak berubah sama sekali sejak lagu Proyek 13 dirilis pada tahun 1991. Dan, salah satu inspirasi Proyek 13 ini adalah rencana pembangunan PLTN di kabupaten Jepara-Jawa Tengah.


Bersambung ke Iwan Fals dan Soal PLTN (3) – Jepara dan Fukushima: “Kalau sampai PLTN berdiri, aku akan berhenti main musik”

10 ALBUM TERBAIK IWAN FALS


Iwan 
Memilih sebanyak 10 album terbaik dari hampir 40 album karya Iwan Fals sesungguhnya merupakan pekerjaan yang penuh dengan pilihan buah simalakama.Karena karya-karya Iwan Fals nyaris memiliki nilai yang esensial.Temanya pun beragam mulai dari tema gugat,kontemplatif hingga romansa yang memiliki gereget tak sama.Demikian pula dengan penataan musik yang tak pernah stagnan, karena selalu ada pergeseran-pergeseran dalam tekstur musiknya yang dikawal sedemikian banyak pemusik mumpuni negeri ini.Namun pada akhirnya toh saya berupaya untuk memilih 10 album yang bisa merepresentasikan atmosfer musikal Iwan Fals antara sosok seorang penyaksi dan penggugat dari era 80an hingga 2000an.
1.Sarjana Muda ( 1981)
Piringan Hitam Sarjana Muda rilis Maret 1981 (Foto Denny Sakrie)
Piringan Hitam Sarjana Muda rilis Maret 1981 (Foto Denny Sakrie)
Setelah merilis beberapa album secara impromptu mulai dari album yang berkolaborasi dengan sejumlah juara lawak mahasiswa seperti Canda Dalam Nada dan Canda Dalam Ronda serta album Perjalanan dan 3 Bulan, akhirnya Iwan Fals dipinang Musica Studio’s untuk sebuah album yang jelas benang merah musiknya.Iwan tak lagi memetik gitar sendiri sembari bernyanyi,kini didukung tatanan musik oleh Willy Sumantri disertai line up pemusik mumpuni.Ada penggesek biola jazz Luluk Purwanto hingga maestro Idris Sardi yang menyemaikan permainan biolanya dalam gaya bluegrass di lagu Oemar Bakrie yang kelak menjadi lagu signature Iwan Fals.Di album yang bertajuk Sarjana Muda ini secara tematik Iwan Fals tampak member porsi yang banyak pada tema kritik sosial.Dengan lirik-lirik yang gambling dan lugas,Iwan seperti seorang jurnalis yang memotret berbagai sisi kehidupan.Ada tutur tentang pengangguran,kaum marginal,ketimpangan sosial hingga ode kekaguman terhadap pemimpin bangsa yang hidup dalam kejujuran dan kesederhanaan pada lagu “Bung Hatta”.Juga tentang pengabdian seorang guru yang kerap tersia-siakan dalam “Oemar Bakrie”.Simak liriknya “Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakrie seperti dikebiri”.Nilai yang terjuntai sebagai paradoks adalah tema yang digurat Iwan.Walau terkadang Iwan tetap menyusupkan idiom yang menggelitik :
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan
Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisikan harapan
Yang hanya berisikan khayalan
2.Opini (1982)
Album Opini (1982)
Album Opini (1982)
Banyak yang mulai membanding-bandingkan Iwan Fals dengan sosok penyanyi gugat Amerika Bob Dylan ketika menyimak album “Sarjana Muda” dan “Opini”.Apalagi cover album kedua album tersebut menyiratkan hal tersebut dengan foto Iwan yang tengah memegang harmonika.Seperti tajuk albumnya,Iwan memang ingin memaparkan opininya sebagai sosok seniman musik  yang menyaksikan berbagai rentetan peristiwa yang ada disekelilingnya.Iwan memintal beragam peristiwa yang kemudian dibingkai dalam berbagai frasa tema lagu-lagu yang dinyanyikannya.Dalam lagu “Galang Rambu Anarki”, Iwan bertutur tentang kelahiran anak pertamanya dalam potret kebanggaan seorang ayah yang diberi anugerah seorang anak,tapi disuatu sisi  harus menghadapi kenyataan hidup yang susah secara ekonomi. :
maafkan kedua orangtuamu
kalau tak mampu beli susu
bbm naik tinggi
susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi
anak kami  kurang gizi

Lagu-lagu Iwan lainnya di album ini seperti “Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak lagi”,”Opiniku”,”Tak Biru Lagi Lautku” maupun “Tarjimah dan Problemnya” memang sangat dekat dengan problematika sosial termasuk juga isu lingkungan.Tapi juga mendendangkan sebuah ballad bernuansa pop seperti “Antara Kau,Aku dan Bekas Pacarmu”.
Karya-karya Iwan di album “Opini” maupun “Sarjana Muda” kelak menjadi cetak biru gaya narasi lagu-lagu Iwan Fals .
3.Wakil Rakyat (1987)
Album Wakil Rakyat
Album Wakil Rakyat
Ini adalah album dengan narasi yang sangat menohok dan kena sasaran.Tema yang mungkin pada saat itu,zaman represif,  hanya menjadi bisik-bisik lirih dikalangan masyarakat ,oleh Iwan Fals justru tampil lugas membahana dalam lirik lagu yang bisa disebut nyaris tanpa kompromi.Keberanian label Musica Studio’s merilis album ini juga patut diacung jempol.Banyak yang seperti kebakaran jenggot menyimak deretan lirik yang ditoreh Iwan dengan judul “Surat Buat Wakil Rakyat” :
    Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

    Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu ’setuju’

Sontak album Wakil Rakyat jadi pembicaraan dimana-mana.Pencekalan lagu karya Iwan tersebut di TVRI malah membuat popularitas lagu ini kian merebak terutama saat itu memang tengah menjelang Pemilu.
Sejak menyimak lagu ini saya semakin yakin bahwa sosok Iwan Fals adalah penyanyi gugat Indonesia yang sesungguhnya.Dan seperti album-album sebelumnya Iwan selalu menyusipkan sebuah balada romansa,kali ini judulnya “Mata Indah Bola Pingpong” dengan musik oleh Bagoes A.Ariyanto.Lagu-lagu Iwan yang berpihak ke akar rumput pun selalu ada seperti “Libur Kecil Kaum Kusam”,”PHK” maupun “Potret Panen Mimpi Wereng
4.1910 (1988)
Album 1910 (1988)
Album 1910 (1988)
Seperti halnya Bob Dylan yang memasuki era rock atau going electric pada album Brick It All Back Home di tahun 1965,Iwan Fals tampaknya melakukan hal yang serupa pada album 1910 yang musiknya digarap sepenuhnya oleh Ian Antono gitaris rock dari God Bless.Ian Antono sendiri sebetulnya pernah dilibatkan dalam penggarapan album Iwan terdahulu yaitu “Sumbang” (1983). Namun kali ini Ian Antono terlihat ingin membentuk aura suara Iwan Fals menjadi lebih rock dan tegas.Saya merasakan tekstur suara Iwan Fals mulai berubah di album ini.Ketegasan suara Iwan Fals ditunjang pula dengan arransemen musik yang dracik Ian Antono.Album ini diberi judul 1910 berdasarkan judul lagu karya Iwan  “1910” yaitu tentang tragedi kecelakaan tabrakan hebat dua buah kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, pada tanggal 19 Oktober 1987. Namun ada 2 lagu yang mencuat sebagai hits dari album ini yaitu “Buku Ini Aku Pinjam” dengan gaya country rock ala The Eagles serta “Pesawat Tempurku”.Konon, Iwan melakukan kompromi dengan pihak label untuk menulis lagu  seperti “Buku Ini Aku Pinjam” dengan aura pop yang kuat.Toh lagu-lagu bernarasi gugat seperti “Balada Orang-Orang Pedalaman”,”Ada Lagi Yang Mati” hingga “Mimpi Yang Terbeli”. Iwan  toh masih bernyanyi dengan geram :
Hari-hari kita berisi hasutan.
Hingga kita tak tau diri sendiri
Melihat anak kecil mencuri mainan.

Yang bergaya tak terjangkau oleh bapaknya yang maling
5.Mata Dewa (1989)
Album Mata Dewa (1989)
Album Mata Dewa (1989)
Maecenas Setiawan Djody tertarik dengan sepak terjang Iwan Fals terutama saat menyimak album 1910 yang digarap Ian Antono.Setiawan Djody lalu ikut mendukung pendanaan album yang kemudian didistribusikan secara independen tanpa melalui campur tangan distributor kaset di Harco Glodok yang saat itu memiliki posisi tawar yang kuat dalam bisnis rekaman di negeri ini.Iwan Fals dipertemukan kembali dengan Ian Antono.Takaran rocknya lebih menggelegar dibanding album 1910.Setiawan Djody mengangsur lagu karyanya Mata Dewa, yang konon tercipta saat berselancar di pantai Kuta Bali.Di lagu “Mata Dewa” yang diberi sedikit aura musik Bali itu juga menampilkan suara Setiawan Djody disela-sela suara Iwan Fals.Tak semuanya lagu baru, Iwan menyanyikan kembali lagu-lagunya terdahulu seperti PHK,Puing,Berkacalah Jakarta serta Timur Tengah II yang kini diberi judul baru menjadi “Bakar”.Selain Mata Dewa, ternyata lagu “Nona” yang bernuansa ballad menjadi hits di radio-radio.Perubahan terbesar pada qua-vokal Iwan Fals terdengar jelas pada lagu “Air Mata Api” yang memuntahkan gelegak amarah Iwan Fals dalam meniti nada-nada yang terjal.Intensitas Iwan Fals sebagai vokalis menentukan makna yang ingin disampaikannya lewat lagu tersebut.Kelak saat bergabung dengan Kantata Takwa dan Swami, aura suara Iwan yang garang memberontak seperti itu menjadi kekuatan lagu-lagu yang dinyanyikannya.
Album Mata Dewa ini oleh Setiawan Djody beserta Airo Productions  bahkan siap melakukan promosi besar-besaran dengan melakukan Konser 100 Kita di seluruh Indonesia.Namun entah kenapa dengan alasan yang tak jelas,konser berskala mega ini kemudian tidak mendapat izin dari pihak berwajib.Spekulasi pun merebak, ada yang menduga pembatalan konser karena penguasa tak menyukai lagu-lagu protes Iwan Fals,ada juga yang menduga pencekalan konser Iwan Fals ini karena persaingan bisnis.Spekulasi hanya tinggal spekulasi.Namun album Mata Dewa bagi saya merupakan bentuk pencapaian baru lagi dalam perjalanan musik Iwan Fals.

6.Cikal (1991)
Album Cikal (1991)
Album Cikal (1991)
Ini adalah album Iwan Fals setelah keberhasilannya ikut mendukung proyek kolosal Kantata Takwa dan Swami antara tahun 1990 – 1991 .Iwan Fals menggunakan putri kedunya Cikal sebagai judul album.Musiknya terdengar lebih dalam.Arransemennya pun terasa lebih advance.Sederet pemusik rock dan jazz dipilih Iwan untuk mendukung albumnya kali ini.Ada Totok Tewel (gitar),Embong Rahardjo (saxophone,flute),Gilang Ramadhan (drums),Cok Rampal (gitar) serta Mates (bass).
Ada sedikit pergeseran dalam cara bertutur Iwan di album ini.Simak lirik “ Untuk Bram” :
Alam semesta.
Menerima perlakuan sia sia.
Diracun jalan napasnya.
Diperkosa kesuburannya
Rayat menilai.

Menerima penderitaan curang.
Digusur jalan hidupnya.
Digoda kemakmurannya.
Di album ini dengan sederet komposisi musik dan pola penulisan lirik yang lebih sastrawi pada akhirnya menjadikan sosok   Iwan seperti berada di garis paling depan jauh  meninggalkan penggemar-penggemanya.Tak semua orang mampu mencerna lagu-lagu seperti Intro’, ‘Untuk Yani’, ‘Cikal’, ‘Pulang Kerja’, ‘Alam Malam’, ‘Ada’, ‘Untuk Bram’, ‘Cendrawasih’, maupun ‘Proyek 13’,Album bagus ini sayangnya kurang mendapat apresiasi bagi para penikmat musik.
7.Belum Ada Judul (1992)
Belum Ada Judul (1992)
Belum Ada Judul (1992)
Entah kenapa setiap menyimak album ini saya selalu tergelitik membanding-bandingkan sosok Iwan Fals dan Bob Dylan singer/songwriter yang disemati sebutan protest singer.Bagi saya,di album ini Iwan Fals tampil paripurna atas namanya sendiri.Iwan adalah singer/songwriter yang menulis lagu sendiri sekaligus menyanyikannya.Posisi semacam ini jelas terasa lebih personal,lebih dalam dan lebih ekspresif. Menariknya lagi, penggarapan album “Belum Ada Judul” ini berlangsung secara live tanpa imbuh rekayasa.Iwan memetik gitar,meniup harmonica dan bernyanyi.Sangat bersahaja tapi memiliki banyak makna.
Simak lirik  Coretan Dinding :
Sebab coretan dinding
Adalah pemberontakan kucing hitam
Yang terpojok ditiap tempat sampah, ditiap kota
Cakarnya siap dengan kuku kuku tajam
Matanya menyala mengawasi gerak musuhnya
Musuhnya adalah penindas
Yang menganggap remeh coretan dinding kota

Konon Iwan Fals dibayar sekitar Rp 200 juta oleh Handoko Kusuma dari Harpa Record untuk pengerjaan album yang berisikan lagu-lagu seperti Belum Ada Judul’, ‘Besar Dan Kecil’, ‘Iya Atau Tidak’, ‘Mereka Ada Dijalan’, ‘Potret’, ‘Di Mata Air Tidak Ada Air Mata’, ‘Ikrar’, ‘Aku Disini’, ‘Mencetak Sawah’, ‘Panggilan Dari Gunung’, serta ‘Coretan Dinding’.
Jika ingin menikmati karya Iwan Fals secara total,maka saya sarankan simaklah  album ini.
8. Hijau (1992)
Album Hijau (1992)
Album Hijau (1992)
Album ini memang agak berbeda dengan album-album Iwan Fals lainnya.Album ini digarap dengan pola jamming dengan menyertakan berbagai pemusik dari kecenderungan bermusik yang tak sama mulai dari Heirrie Buchaery (bass) ,almarhum  Jerry Soedianto (gitar) , Cok Rampal (gitar), Bagoes A.Ariyanto (keyboard), Iwang Noorsaid (keyboard), Arie Ayunir (drums) dan Jalu (kendang).Tema musik yang ditorehkan terasa lebih natural dengan semangat impromptu yang kuat.Ketukan kendang Jalu misalnya seolah menulusuri rusuk-rusuk bunyi yang keluar dari bunyi-bunyian keyboards atau dengan petikan gitar Jerry Sudianto yang berbasis rock progresif. Dialog antar pemain lewat instrumentasi masing-masing selanjutnya melebur dalam lirik-lirik yang terasa lebih kontemplatif dan impresif.Terkadang kita menemukan aura musik progresif ,ethno music hingga jazz sekalipun saat menyimak Lagu Satu’, ‘Lagu Dua’, ‘Lagu Tiga’, ‘Lagu Empat’, ‘Lagu Lima’, ‘Lagu Enam’, ‘Hijau’.
Iwan yang sebetulnya telah mempunyai jatidiri musik yang kuat toh ternyata masih menyimpan pelbagai kegelisahan dalam mengejawantahkan musiknya.Ini membuktikan bahwa Iwan Fals selalu terpicu untuk mencari dan mencari.Dan kearifan Iwan tetap termaktub dalam lirik yang ditulisnya :
Berlomba kita dengan sang waktu.
Jenuhkah kita jawab sang waktu.
Bangkitlah kita tunggu sang waktu.
Tenanglah kita menjawab waktu
9.Orang Gila (1994)
Album Orang Gila
Album Orang Gila
Almarhum Billy J Budiardjo yang selama ini kerap mendandani tata musik sejumlah album Ebiet G Ade kali ini  diminta menggarap album Iwan bertajuk Orang Gila.Entah kenapa di album ini Iwan kembali mengubah arah musiknya, yang jelas sangat berbeda dengan album Cikal atau Hijau yang saat itu oleh  beberapa penikmat karya Iwan Fals dianggap kurang bersahabat.
Musik yang ditata Billy J Budiardjo ini menurut saya terlalu plastis.Bermanis-manis dan cenderung illustrative.Meskipun tak mengurangi estetika penulisan lagu Iwan,namun penyajian kerangka arransemennya tak sesuai dengan karakter Iwan.Menurut saya,saat menyimak album ini Iwan seperti mengenakan busana yang tak sesuai dengan jatidirinya yang sesungguhnya.Sosok Iwan menjadi beda. Walaupun di album ini kita masih merasakan aura Iwan Fals lewat lagu “Satu Satu” atau “Orang Gila”.
Pola penulisan lirik yang tertuang pada lagu-lagu seperti   Orang Gila’, ‘Awang Awang’, ‘Satu Satu’, ‘Lagu Cinta’, ‘Doa Dalam Sunyi’, ‘Lingkaran Hening’, ‘Puisi Gelap’, ‘Menunggu Ditimbang Malah Muntah’ masih mutlak gaya Iwan Fals yang tak terbantahkan.
10.Suara Hati (2002)
Album Suara Hati
Album Suara Hati
Munculnya album Suara Hati ini bagi saya seperti bertemu lagi dengan sahabat lama yang terpisah oleh jarak dan waktu.Iwan kembali lagi menggurat karya setelah sekian lama menghilang pasca berpulangnya sang putra tercinta Galang Rambu Anarki pada tahun 1997.Kerinduan terhadap karya-karya Iwan Fals cukup lama memendam.Kesan pertama menyimak isi album ini secara keseluruhan adalah Iwan Fals telah berada di titik yang lebih tenang,berfikir jernih dan menghasilkan karya-karya yang lebih kontemplatif.Iwan banyak mengambil sisi kearifan dalam saripati peristiwa yang terjadi sehari-hari.Mari kita simak lirik lagu “Suara Hati” :
Kau dengarkah orang orang yang menangis?
Sebab hidupnya dipacu nafsu
Kau rasakah sakitnya orang yang terlindas?
Oleh derap sepatu pembangunan

Kau lihatkah pembantaian?
Demi kekuasaan yang secuil
Kau tahukah alam yang kesakitan?
Lalu apa yang akan kau suarakan?
Pola penulisan lirik yang lugas,garang dan menohok secara perlahan mulai terkikis dalam lagu-lagunya.Iwan Fals lebih banyak melakukan permenungan-permenungan , salah satunya termaktub dalam lagu “Untukmu Negeri” :
Air mata darah telah tumpah.
Demi ambisi membangun negeri.
Kalaulah ini pengorbananTentu bukan milik segelintir orang
Belum cukupkah semua ini.

Apakah tidak berartiLihatlah wajah ibu pertiwi.
Pucat letih dan sedihnya berkarat.
Berdoa terus berdoa

sejarah om iwan selama di penjara

sejarah om iwan selama di penjara

Virgiawan Listianto yang populer dengan nama Iwan Fals dikenal sebagai
‘wakil rakyat’ yang lantang menyuarakan seruan hati para wong cilik.
Sepanjang karirnya selama kurang lebih 20 tahun di dunia musik ia telah
terbukti memiliki kelompok penggemar khusus yang dekat dengan
kemiskinan, ketidakadilan dan pengangguran. Lagu-lagunya kerap
dihubungkan dengan protes-protes sosial seperti pernah terkenal lewat
Oemar Bakrie (1981) dan Bento (1991). 

Nama besar yang
disandangnya saat ini dicapainya setelah melalui jalan penuh kerikil
dan berdebu di bawah hujan dan terik matahari dalam komunitas ‘pengamen
jalanan’. Pria yang diberi julukan “Pahlawan Besar Asia” menurut
majalah Time Asia edisi 29 April 2002 ini mengalami banyak perubahan
selama enam tahun terakhir.


Kepergian anak pertamanya, Galang Rambu Anarki (almarhum),
April 1997, seorang gitaris yang baru saja meluncurkan album perdananya
di usia 15 tahun, membuatnya semakin menghargai posisinya sebagai
seorang ayah yang harus menjaga, mendidik, dan memelihara anak-anaknya.
Rasa cintanya kepada dua anaknya, Annisa Cikal Rambu Basae dan Rayya
Rambu Robbani, adalah pengobar semangat di usianya yang kini sudah
berkepala empat.


Iwan Fals yang pernah memperoleh Juara II Karate Tingkat
Nasional, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP
(Sekolah Tinggi Publisistik) sehari-harinya dipanggil Tanto. Ia lahir
pada 3 September 1961 di Jakarta dalam keluarga besar yang taat
beragama. Dari sembilan bersaudara, empat meninggal dunia. Semenjak
kecil Iwan sering diajak ibunya, Lies Haryoso, mengikuti berbagai
kegiatan sosial. Kini, ibunya masih aktif mengurusi sebuah yayasan
sosial miliknya yang menampung anak-anak tidak mampu dan menyantuni
orang-orang jompo. Yayasan sosial `Hairun Nissa' yang didirikannya
tahun 1986, kini menyantuni 213 anak dalam panti, 90 anak non panti,
dan 313 orang tua jompo. 

Semenjak kecil Iwan sudah berjiwa sosial dan sangat perhatian kepada
teman-temannya. Itu semua terbukti ketika Iwan dengan murah hati
memberikan pakaian yang dia pakai dan sepatu baru yang harganya mahal
kepada temannya yang membutuhkan. Meskipun cerdas, di sekolah Iwan
biasa-biasa saja karena waktunya habis untuk mengembangkan bakat
seninya dalam mencipta lagu, memainkan gitar, harmonika dan piano. 

Menginjak usia 13 tahun, Iwan mulai mengamen di Bandung. Sama seperti
anak SMP lainnya, Iwan suka memperhatikan teman-temannya yang sering
memainkan gitar sembari nongkrong menghabiskan waktu. Tidak mau kalah
dengan temannya, Iwan mulai belajar gitar sedikit demi sedikit. Suatu
kali ia pernah mencoba memainkan gitar temannya, namun bukan pujian
yang diterima melainkan omelan karena senar gitar itu dibuatnya putus. 

Gitar
seakan-akan sudah menjadi sahabat yang tak terpisahkan bagi Iwan.
Bahkan ketika ia bersekolah di KBRI, Jedah, Arab Saudi, selama 8 bulan,
gitar menjadi teman penghibur di kala sepi datang menghadang. Dalam
perjalanan pulang dari Jedah ketika musim haji, Iwan mendapat
pengalaman yang unik. Seorang pramugari mengajarinya menyanyikan lagu
Blowing in the Wind Bob Dylan dan membantu menyetem gitarnya yang fals.


Karena ingin tampil beda dan menarik perhatian teman-temannya
yang suka memainkan lagu-lagu Rolling Stones, Iwan yang juga menjadi
pemain gitar di vokal grup sekolahnya SMP 5 Bandung mencoba mengarang
lagu sendiri. Ia membuat lagu yang liriknya lucu, bercanda, bahkan
mengutak-ngatik lagu orang. Ulahnya ini tentu membuat teman-temannya
tertawa terpingkal-pingkal.

Bersama Engkos, manajernya yang
berprofesi sebagai tukang bengkel sepeda motor, Iwan mulai menyanyi di
berbagai acara hajatan, kawinan atau sunatan. Kesibukan barunya dengan
gitar sembari mencari teman dan memperluas pergaulan membuat ia sering
membolos lalu pindah sekolah. Lagu Iwan sempat direkam dan diputar di
Radio 8 EH namun radio ini akhirnya dibredel.

Waktu terus
berjalan sementara lagu-lagu Iwan mulai terkenal, tidak hanya di
Bandung tetapi juga di Jakarta. Karena tertarik dengan ajakan seorang
produser, Iwan yang masih bersekolah di SMAK BPK Bandung, pergi ke
Jakarta bersama teman-temannya dari Bandung, yakni Toto Gunarto, Helmi,
Bambang Bule yang tergabung dalam kelompok Ambradul untuk masuk dapur
rekaman dengan bekal uang hasil penjualan sepeda motor Iwan. Namun,
penjualan album tersebut kurang sukses di pasaran.

Setelah
rekaman ini, Iwan kembali mengamen dan ikut berbagai festival. Ia
sempat menjuarai festival musik country lalu mengikuti festival lagu
humor. Oleh Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor Iwan direkam dan
diproduseri oleh Handoko di bawah bendera perusahaan ABC Records. Dalam
rekaman ini Iwan ditemani oleh Pepeng (pembaca acara kuis Jari-jari),
Krisna, dan Nana Krip. Album ini pun bernasib sama dengan album rekaman
sebelumnya yang hanya dikonsumsi kalangan tertentu saja, seperti anak
muda.

Rupanya pintu kesempatan belum tertutup bagi Iwan. Setelah
sempat rekaman sekitar 4-5 album, nama Iwan akhirnya melejit di tangan
Musica Studio yang kemudian menghasilkan album-album karyanya, seperti
Sarjana Muda, album solo perdananya, yang aransemen musiknya dimotori
oleh Willy Soemantri, album 1910, album Mata Dewa, yang meledak di
pasaran. Walaupun nama Iwan Fals sebagai penyanyi dan musisi semakin
populer, banyak orang hanya tahu nama namun tidak kenal wajah karena
Iwan baru masuk televisi setelah tahun 1987 padahal rekaman pertamanya
dilakukan tahun 1979, waktu itu usianya masih 18 tahun.

Meskipun
sudah masuk dapur rekaman dan albumnya diterima oleh pasar, Iwan
diam-diam masih mengamen dari rumah ke rumah, acara hajatan dan
sunatan, sembari sekali-sekali di Pasar Kaget, Blok M karena ia harus
menghidupi keluarganya. Ia juga sekali-sekali memanfaatkan mobil colt
abu-abu miliknya untuk menarik penumpang sepulang dari studio.

Pada
awal 1982, isteri Iwan, Rosana, melahirkan anak pertama, Galang Rambu
Anarki di tengah keadaan ekonomi yang sedang sulit. Meskipun demikian,
Iwan tetap bersyukur dengan membuat lagu khusus berjudul Galang Rambu
Anarki sama dengan nama anaknya. Selama 3 tahun selanjutnya Iwan masih
mengamen. Baru tahun 1985, setelah anak keduanya lahir, Anissa Cikal
Rambu Basae, Iwan memutuskan berhenti total dari mengamen.

Di
masa Orde Baru, lagu-lagu Iwan sempat dicekal dan ia dilarang melakukan
pertunjukan di beberapa daerah. Pada 1984 ia mendapat masalah karena
lagunya yang berjudul Mbak Tini. Lagu ini berkisah tentang Mbak Tini,
seorang pelacur yang membuka warung kopi di pinggir jalan dan mempunyai
suami bernama Soeharto, seorang supir truk. Oleh pihak yang berwenang
waktu itu, lagu tersebut dianggap menghina presiden RI, Soeharto.
Akibatnya, Iwan terancam bakal masuk penjara. Padahal, menurut Iwan,
lagu tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan Soeharto dan
istrinya, (mendiang) Tien Soeharto.

Dalam mencipta lagu, Iwan
mendapat inspirasi dari koran, televisi, keadaan sekitar dan alam. Saat
rezim Orde Baru menghadapi detik-detik ketumbangannya, misalnya, ia
membuat lagu berjudul Kamu Sudah Gila, Apa Kamu Sudah Jadi Tuhan?
Sedangkan lagunya Belalang Tua diilhami oleh seekor belalang yang
bergayut di selembar daun selama berhari-hari di kebun miliknya.

Setelah
album Orang Gila (1993), Iwan, yang sempat kuliah di Lembaga Pendidikan
Kesenian Jakarta (sekarang Institut Kesenian Jakarta) menghilang selama
kurang lebih 10 tahun dari hingar bingar industri rekaman. Dalam kurun
waktu itu, Iwan bergabung dengan berbagai kelompok, yakni Swami, Dalbo,
Kantata Takwa, dan Kantata Samsara. Kolaborasinya itu melibatkan
beberapa musisi dan budayawan ternama, seperti Setiawan Djody, Sawung
Jabo, WS Rendra, dan Jocky Suryoprayogo.

Iwan juga melakukan
beberapa kerjasama di luar kelompok tersebut, di antaranya melahirkan
album Anak Wayang (bersama Sawung Jabo), Terminal dan Orang Pinggiran
(bersama Franky Sahilatua), serta Mata Hati (bersama Bobby Erres). Baru
pada tahun 2002, Iwan mengeluarkan album berjudul Suara Hati, sebuah
album comeback yang betul-betul merupakan hasil karyanya bersama
grupnya.

Pada 18 Juni 2003 yang lalu, Iwan bersama isterinya,
Mbak Yos, yang juga merangkap sebagai manajernya baru saja melempar
album baru di bawah bendera Musica Studio berjudul Iwan Fals: In
Collaboration With, yang kebanyakan berisi lagu-lagu cinta. Dari 10
lagu, kecuali Rinduku karya Harry Roesli, lima lagu lainnya dibuat oleh
pencipta-pencipta lagu muda, yaitu Pongky "Jikustik" (Aku Bukan
Pilihan), Eross "Sheila on 7" (Senandung Lirih), Piyu "Padi" (Sesuatu
yang Tertunda), Azis MS "Jamrud" (Ancur) dan Kikan "Cokelat" (Sudah
Berlalu) sedangkan empat lagu lainnya, diambil dari album Suara Hati,
yaitu Kupu-kupu Hitam Putih, Belalang Tua, Suara Hati dan Hadapi Saja
yang semuanya diaransemen ulang.

BEBERAPA SYAIR LAGU IWAN FALS

Pulanglah (buat Munir Said Thalib)

September 1, 2007
Padi menguning tinggal di panen
Bening air dari gunung
Ada juga yang kekeringan karena kemarau

Semilir angin perubahan
Langit mendung kemerahan
Pulanglah kitari lembah persawahan
Selamat jalan pahlawanku
Pejuang yang dermawan
Kau pergi saat dibutuhkan saat dibutuhkan
Keberanianmu mengilhami jutaan hati
Kecerdasan dan kesederhanaanmu
Jadi impian
Pergilah pergi dengan ceria
Sebab kau tak sia sia
Tak sia sia
Tak sia sia
Pergilah kawan
Pendekar
Satu hilang seribu terbilang
Patah tumbuh hilang berganti
Terimalah sekedar kembang
Dan doa doa
Suci sejati, suci sejati
* Munir Said Thalib  adalah pejuang hak asasi manusia dan demokrasi di Indonesia. Beliau telah mati dibunuh.

Tak Pernah Terbayangkan

September 1, 2007
Tak pernah terbayangkan
Bila harus berjalan tanpa dirimu
Tak pernah terfikirkan
Bila aku bernafas tanpa nafasmu

Nafasmu
Takdir sudah pertemukan kita…
Tuk berdua dan saling menjaga
Dan tak mau aku melewati
Semua ini tanpamu

Kau hangatkan genggaman tanganku
Dan berkata akulah milikmu
Dan tak mau aku menjalani
Dunia ini tanpamu

Takdir sudah pertemukan kita

Mabuk Cinta

September 1, 2007
Pagi ini ayamku berkokok keras sekali
Seperti memaki bangunkan aku dari mimpi

Hari ini pacarku yang cantik telah kembali
Melelehkan hatiku yang selama ini mati suri
Aku bahagia (Sekali lagi ku jatuh cinta)
Hari istimewa (Karena kau kembali percaya padaku)
Hari ini aku bahagia (kau kembali)
Hari ini aku bahagia (jatuh cinta lagi)
Wangi bunga hangat mentari
Semua jelas kurasakan asik sekali
Rasa benci sakit hati
Terbang menghilang jauh pergi
Aku bahagia (Denganmu lagi ku jatuh cinta)
Hari istimewa (Karena kau kembali percaya padaku)
Hari ini aku bahagia (kau kembali)
Hari ini aku bahagia (jatuh cinta lagi)
Jika aku tahu dari dulu saja
Aku tak mau khianati kamu
Jika aku tahu begini rasanya
Aku mau bahagia sampai mati
Hari ini aku bahagia (kau kembali)
Hari ini aku bahagia (jatuh cinta lagi)
Ku mabuk cinta, ku mabuk cinta
Lagi lagi mabuk, lagi lagi cinta
Bolak balik jatuh, bolak balik cinta
Ku mabuk cinta, ku mabuk cinta


KaSaCiMa

September 1, 2007
Yang aku mau kau tunggu
Janganlah terburu nafsu
Pasti kudatangi kamu
Tak mungkin kau ku kibuli

Kasihku kasih terkasih
Sayangku sayang tersayang
Cintaku cinta tercinta
Manisku manis termanis
Rinduku setengah mati
Kalbuku menggebu-gebu
Mari sini dekat padaku
Kucium kau berulang kali
Hidup ini indah
Berdua semua mudah
Yakinlah melangkah
Jangan lagi gelisah
Kalau kau tak mau menunggu
Aku tak pandai merayu
Percayalah kau padaku
Percaya ya… percayalah
Suka dan duka biasa
Cemburu jangan membuta
Senyumlah engkau kekasih
Problema jadi tak perih


Rubah

September 1, 2007
Jaman berubah perilaku tak berubah
Orang berubah tingkah laku tak berubah
Wajah berubah kok menjadi lebih susah
Manusia berubah, berubah rubah

Kasih yang dicari yang ada komedi
Revolusi dinanti yang datang Ashari
Lembaga berdiri berselimut korupsi
Wibawa menjadi alat melindungi diri

Pendidikan adalah anak tiri yang kesepian
Agama sebagai topeng yang menjijikkan
Kemiskinan merajalela yang kaya makin rakus saja
Hukum dan kesehatan diperjual belikan

Kesaksian tergusur oleh kepentingan ngaur
Pemerintah keasyikan berpolitik (ngaur)
Partai politik sibuk menuhankan uang (ngaur)
Ada rakyat yang lapar makan daun dan arang
Televisi sibuk mencari iklan
Sementara banyak yang tnggu giliran
Rakyat dan sang jelata menatap dengan mata kosong

Dimana aku
Apa ditelan tsunami?


Panggilan Dari Gunung

Oktober 26, 2006
Panggilan dari gunung
Turun ke lembah-lembah
Kenapa nadamu murung
Langkah kaki gelisah
Matamu separuh katup
Lihat kolam seperti danau
Kau bawa persoalan
Cerita duka melulu
Di sini… menunggu
Cerita… yang lain
Di sini… menunggu
Cerita… yang lain menunggu
Berapa lama diam
Cermin katakan bangkit
Pohon-pohon terkurung
Kura-kura terbius

Cikal

Oktober 26, 2006
Kerbau di kepalaku ada yang suci
Kerbau di kepalamu senang bekerja
Kerbau di sini teman petani
Ular di negara maju menjadi sampah nuklir
Ular di dalam buku menjadi hiasan tatoo
Ular di sini memakan tikus
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Kerbauku teman petani
Ularku memakan tikus
Kerbauku besar, kerbauku seram
Tetapi ia bukan pemalas
Hidupnya sederhana, hmm… hmm…
Sancaku besar, sancaku seram
Mengganti kulit luar sarang, makan dan bertapa
Hidupnya sederhana
Ularku ular sanca
Kerbauku kerbau petani
Ularku memakan tikus
Kerbauku teman petani
Walau kerbauku bukan harimau
Tetapi ia bisa seperti harimau
Kerbauku tetap kerbau
Kerbau petani yang senang bekerja
Sancaku melilitnya
Kerbauku tidak terganggu
Karena sancaku dan kerbau temannya petani
Lalu dimana anak-anak sang tikus
Bayi, bayi, bayi, murni dan kosong
Bayi, bayi, bayi, bayi ya bayi
Kalau kita sedang tidur dan tiba-tiba saja kita terbangun
Karena lubang hidung kita terkena kumis harimau
Mungkin kita akan lari, ya lari, tetapi bayiku tidak
Bukan karena bayiku belum bisa berlari
Aku percaya, aku percaya
Bayiku tidak akan pernah berpikir bahwa harimau itu jahat
Bayiku menarik-narik kumis dan memukul-mukul mulut harimau
Harimau malah memberikan bayiku mainan
Bayiku menjadi bayi harimau
Bayi harimau anak petani
Seperti sanca melilit kerbau
Ia ada di gorong-gorong kota
Lantas apa agamanya?
REF 1:
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Bayiku murni dan kosong
Ia ada di gorong-gorong kota
REF 2:
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Bayiku bayi harimau
Ia ada di gorong-gorong kota
Bayi, bayi, bayi, murni dan kosong
Bayi, bayi, bayi, bayi harimau
Bayi, bayi, bayi, yang berkalung sanca
Bayi, bayi, bayi, yang disusui kerbau

Kupaksa Untuk Melangkah

Oktober 26, 2006
Kulangkahkan kakiku yang rapuh
Tinggalkan sepi kota asalku
Saat pagi buta
Sandang gitar usang
Ku coba menantang
Keras kehidupan
Datangi rumah rumah tak jemu
Petik tali tali senar gitarku
Dari tenda ke tenda
Warung yang terbuka
Lantang nyanyikan lagu
Oh memang kerjaku
Tak pasti jalur jalan hidup
Ku tunggu putaran roda nasib
Ku coba paksakan untuk melangkah
Sementara
Kerikil kerikil tajam menghadang
Langkahku

Berputar Putar

Oktober 26, 2006
Berputar dan berputar
Tak berawal
Tak berakhir
Berputar lagi berputar
Tak berawal
Tak berakhir
Berputar terus berputar
Tak berawal
Tak berakhir

Damai Kami Sepanjang Hari

Oktober 26, 2006
Hangat mentari pagi ini
Antar ku pulang dari bermimpi
Ramah tersenyum matahari
Inginkan aku tuk bernyanyi
Indah pagi ini
Nada sumbang enyahlah kau
Biarkan kami
Perlahan kau bangunkan aku
Antarkan segelas kopi ( kopi susu )
Dengar canda adik adikmu
Inginkan aku segera bersatu
Indah pagi ini
Nada sumbang enyahlah kau
Biarkan kami
Semoga akan tetap abadi
Pagi ini
Pagi esok
Esok hari
Hari nanti
Semoga tak kan pernah berhenti
Canda hari ( pagi )
Canda pagi ( hari )
Damai kami sepanjang hari

Proyek 13

Oktober 26, 2006
Meskipun kurang paham tentang radiasi
Meskipun kurang paham tentang uranium
Meskipun kurang paham tentang plutonium
Ku tahu radioaktif panjang usia
Aku tak tahu sampahnya ada dimana
Aku tak tahu pula cara menyimpannya
Aku tak yakin tentang pengamanannya
Karena kebocoran pun ada disana
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Aku menolak akal yang tanpa hati
Aku menolak teknologi tanpa kendali
Aku tak mau mengijonkan masa depan
Demi listrik sedikit banyak keruwetan
Sama sekali ku tak anti teknologi
Tapi aku lebih percaya pada hati
Aku tahu listrik penting buat industri
Tapi industri jangan ancam masa depan
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Daripada susah payah beli reaktor
Daripada pusing karena sampah nuklir
Daripada malu kepada anak cucu
Aku bergerak menyanyikan kehidupan
Informasi tentang ini harus diberikan
Bahaya dunia maju harus disingkirkan
Rasa gengsi tak perlu diteruskan
Pembangunan PLTN harap hentikan
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Apa yang akan terjadi nanti
Untuk listrik banyak memerlukan sumber energi
Pilihanmu pun tentu jadi dicurigai
Sebab di negeri maju reaktor ditutupi
Bukan alasan agar republik ini beli
Aku lebih suka tenaga matahari
Aku lebih suka tenaga panas bumi
Aku lebih suka dengan tenaga angin
Aku lebih suka tenaga arus laut

2 Menit 10 Detik

Oktober 26, 2006
Yang menangis di ketiakku
Engkaukah itu perempuanku?
Diamlah diamlah
Berhentilah berhentilah
Sebentar
Yang tertawa di nganga luka
Engkaukah itu betinaku?
Puaskah hatimu?
Teruslah tertawa
Hingar

Ambisi

Oktober 26, 2006
Langkahmu pelan tertatih
Dengan denyut nadi nyaris terhenti
Namun jangan padam ambisi
Rambutmu kusut tak rapi
Melekat di tubuh sejuta daki
Namun jangan padam ambisi
Namun jangan padam ambisi
Tak berkaki
Coba untuk berlari
Tak berjari
Cengkeram berulang kali
Keinginan dihati
Sinar terang lampu merkuri
Pasti akan engkau dapati
Tentu berbekal ambisi
Tentu berbekal ambisi
Tak bermata
Pandang dunia dengan jiwa
Tak bertelinga
Jangan cepat kecewa
Tak berkaki
Coba untuk berlari
Tak berjari
Cengkeram berulang kali
Keinginan dihati

Guru Zirah

Oktober 26, 2006
Dia cantiknya guru muda kelasku
Zirah namamu asli cangkokan Jawa
Busana biasa saja
Ramping kau punya pinggang
Tahi lalatmu genit nangkring di jidat
Goda batinku kilikitik imanku
Pantatmu aduhai
Bagai salak raksasa
Merah bibirmu bukan polesan pabrik
Mulus kulitmu tak perlu lagi ke salon
Betismu bukan main
Indah bak padi bunting
Tidur pun aku tak nyenyak
Sebelum aku sebutkan
Namamu
Guru Zirah bodi montok
Rasanya ingin punya bank
Tuk traktir engkau seorang
Impianku
Guru Zirah bodi montok
Baru melihat kaki ibu melangkah
Hati didalam dag dig dug mirip beduk
Apalagi he he he
Tak kan kuat ku berdiri
Zirah guruku ibu manis bak permen
Berilah les privat agar otakku paten
Hadiahku tas plastik
Boleh pesan di butik
Tidur pun aku tak nyenyak
Sebelum aku sebutkan
Namamu
Guru Zirah bodi montok
Rasanya ingin punya bank
Tuk traktir engkau seorang
Impianku
Guru Zirah VeWe Kodok
Kalau setuju kita bolos sehari
Bohong sedikit mungkin Tuhan tak marah
Asmara tak bedakan
Aku murid kau guru
Kebun binatang lokasi yang ideal
Murah meriah ongkos buat pacaran
Ku tahu gaji ibu
Hanya cukup untuk beli tahu
Tidur pun aku tak nyenyak
Sebelum aku sebutkan
Namamu
Guru Zirah bodi montok
Rasanya ingin punya bank
Tuk traktir engkau seorang
Impianku
Guru Zirah VeWe Kodok

Tante Lisa

Oktober 26, 2006
Dirumah megah ada seorang nyonya
Ramping bodinya
Lagaknya centil dan tak mau kalah
Dengan gadis remaja
Melirik matanya
Bila melihat pemuda
Yang gagak perkasa
Apalagi dia orang kaya
Hei tante Lisa
Wajahmu kini semakin mempesona
Hei tante Lisa
Setahun sudah kau jadi janda
Perceraian terjadi
Gara gara sang suami
Tak tahan melihat
Tante Lisa bercumbu dengan tetangga
Hei tante Lisa
Wajahmu kini semakin mempesona
Hei tante Lisa
Setahun sudah kau jadi janda
Hei tante Lisa
Banyak tuan tuan berkencan bersamamu
Hei tante Lisa
Lihat usiamu yang semakin tua

Emak

Oktober 26, 2006
Tanpa engkau Sedikitpun tiada artinya aku
Bagiku kau api Yang berikan hangat begitu kuat
Pada beku nadi
Tiada dua
Engkau hadirkan cinta tak berahir
Tak kan pernah mampu
Kulukis putihmu lewat lagu
Maafkanlah aku
Bagai bening mata air
Memancar tak henti
Mungkin masihlah teramat kurang
Bagai sinar matahari Yang tak kenal bosan
Berikan terangnya pada kita Kaulah segalanya
Hanya ini Yang sanggup kutulis untukmu bunda
Jangan tertawakan
Simpan dalam hatimu yang sejuk
Rimbun akan doa
Kau berikan semuanya
Yang bisa kau beri
Tanpa setitikpun harap balas
Kau kisahkan segalanya
Tanpa ada duka
Walaupun air matamu tumpah
Tenggelamkan dunia
Bagai sinar matahari
Yang tak kenal bosan
Berikan terangnya pada jiwa
Kau berikan semuanya Yang bisa kau beri
Tanpa setitikpun harap balas Agungnya engkau
Bagai luas laut biru
Batinmu untukku
Selalu ada tempat tuk resahku
Bagai bening mata air Memancar tak henti
Sirami jiwaku waktu kecewa
Datang menggoda

Krisis Pemuda

Oktober 26, 2006
Bermacam macam tuduhan
Yang menimpa pemuda
Bermacam macam sindiran
Menyelimuti hidup pemuda
Tak ada yang mau mengerti
Akan segala kemampuannya
Dan tak ada yang mau peduli
Mengapa sampai jadi korban
Kelinci kelinci percobaan
Semua sibuk dengan kekayaan
Semua sibuk dengan alasan
Seakan melepas kasih sayangnya
Dimana kusumbangkan tenaga
Demi laju bangun negara
Tapi tak sempat ku berbicara
Lowongan kerja tak kudapatkan
Sistim koneksi
Sistim famili
Merajalela di setiap instansi
Sistim koneksi
Sistim famili
Merajalela di setiap instansi
Oh oh oh oh
Krisis pemuda
Melanda negeri tercinta (Indonesia)
Oh oh oh oh
Krisis pemuda
Melanda negeri tercinta (Indonesia)

Kota

Oktober 26, 2006
Kota adalah rimba belantara buas dari yang terbuas
Setiap jengkal lorong terpecik darah
Darah dari iri darah dari benci
Bahkan darah dari sesuatu yang tak pasti
Kota adalah rimba belantara liar dari yang terliar
Setiap detik taring taring tajam menancap
Setiap menit lidah lidah liar
Rakus menjulur lapar
Tangis bayi adalah
Lolong serigala dibawah bulan
Lengking tinggi merobek
Batu batu tebing keras dan kejam
Bernapas diantara sikut
Licik dan garang
Bergerak diantara ganasnya
Selaksa gerah
Kota adalah hutan belantara akal
Kuat dan berakar
Menjurai didepan mata
Siap menjerat leher kita
Tangis bayi adalah
Lolong serigala dibawah bulan
Lengking tinggi merobek
Batu batu tebing keras dan kejam